sobatgmaing

Jin Penunggu Masjid

Jin Penunggu Masjid – Kisah ini dialami langsung oleh suami saya ketika duduk di bangku kelas IX MTs (Madrasah Tsanawiyah) atau setara SMP (Sekolah Menengah Pertama). MTs ini adalah SMP berbasis islam jadi mata pelajaran agama islam lebih banyak porsinya dibandingkan SMP pada umumnya. Suami saya bernama Ir. Kisah ini terjadi di salah satu masjid di daerah Jatisampurna, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Saat itu, bapak mertua saya rutin mengikuti sebuah jamaah atau perkumpulan di salah satu masjid. Jamaah ini disebut majelis i’tikaf. Kegiatannya tidak hanya i’tikaf atau berdiam diri di masjid tapi juga ada kajian-kajian rutin untuk memperdalam ilmu agama selain itu ada pengajian bersama. Pengajian ini dilaksanakan setiap malam minggu dan hanya diikuti oleh laki-laki. Dalam kajian ini mereka dipimpin oleh pemuka agama yang biasa dipanggil Pak Haji.

Jin Penunggu Masjid

***

Jin Penunggu Masjid – Suatu hari, bapak mertua saya yang bernama Pak Muji mengajak Ir untuk ikut serta dalam pengajian tersebut. Ini merupakan kegiatan majlis i’tikaf pertama dan terakhir kali yang diikuti Ir lalu menjadi pengalaman yang tidak pernah terlupakan seumur hidup. Bahkan saat ini, Ir sudah punya tiga anak dan masih mengingat dengan jelas kejadian itu.

“Sana gih ikut bapak pengajian! Daripada malam mimggu kamu keluyuran gak jelas.” Seru ibu.
“Iya Ir ikut bapak ya pengajian.” Bapak mempertegas.
Akhirnya Ir dan bapak pergi ke masjid tempat pengajian itu dilaksanakan sekitar pukul 19.30. Awalnya semua berjalan normal tanpa ada kejadian ganjil yang terjadi. Pengajian pun segera dimulai di dalam masjid.

Jin Penunggu Masjid – Ir adalah pribadi penakut dengan rasa keingintahuan yang besar. Ketika semua jamaah sedang mendengarkan ceramah keagamaan dari Pak Haji, tidak demikian dengan Ir. Ir melamun, pikirannya kosong, matanya jelalatan melihat semua sudut masjid apalagi di luar masjid yang gelap gulita serta banyak pohon-pohon besar yang mengelilingi masjid. Tiba-tiba Ir melihat sorot lampu berwarna merah dari luar masjid, sorot lampu itu menyala redup lalu semakin terang dan membesar serta berusaha masuk ke dalam masjid.

Sorot lampu itu berubah menjadi segitiga terbalik yang dengan cepat berpindah-pindah tempat dari pintu dan jendela masjid. Tentu saja Ir selalu melihat sorot lampu itu. Ir lebih mempertegas kembali apa yang Ir lihat. Dalam benaknya ini makhluk apa? kenapa bisa berpindah tempat cepat sekali? Kecepatan perpindahannya hanya dalam kedipan mata.

***

Jin Penunggu Masjid – Tiba-tiba pintu utama masjid yang tertutup rapat terbuka sendiri dan terbanting dengan kencang. Pintu tersebut terletak di bagian tengah bangunan masjid dan menjadi akses utama jamaah masuk serta keluar masjid, terdiri atas dua daun pintu yang dapat dibuka lebar di bagian tengah. Ada angin kencang masuk ke dalam bangunan masjid bersamaan dengan pintu utama masjid yang terbuka dengan kasar, angin tersebut bisa dirasakan oleh semua jamaah yang hadir pada pengajian malam minggu itu.

Angin kencang itu diikuti datangnya sekelompok kelelawar yang terbang dengan brutal dari arah dalam masjid. Semua jamaah pun sigap merunduk. Mereka pun heran dari mana datangnya kelelawar tersebut. Sekelompok kelelawar itu terbang dari dalam dan keluar menuju pintu utama masjid.

Jin Penunggu Masjid – Pak Haji dengan sigap sudah hendak melempar tasbih sambil memutar-mutarkan di atas kepala seperti cowboy sembari membaca doa yang tidak pernah putus. Pak Haji berteriak dengan lantang, “Awas Pak Muji!” Pak Muji beserta jamaah yang lain membentuk lingkaran dan menutup tubuh Ir yang ketakutan. Wajah Ir pucat pasi.

***

Jin Penunggu Masjid – Dia ketakutan dan hanya bisa diam seribu bahasa. Pak Haji melemparkan tasbihnya ke arah sorot lampu itu dan mengenai tepat sasaran. Kalian tahu apa yang terjadi? Sorot lampu itu meledak dengan suara yang nyaring seperti ledakan bom. Semua jamaah yang hadir kaget dan terkejut bukan kepalang.

***

“Baik bapak-bapak, kita sudahi pengajian hari ini. Semoga kita selalu menjadi hamba Allah yang senantiasa beriman dan bertaqwa. Wabillahi taufiq wal hidayah. Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.” Ujar Pak Haji menutup pengajian malam itu.

“Wa’alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh.” Jawab semua jamaah yang menghadiri pengajian tersebut. “Silahkan pulang semua bapak-bapak. Hati-hati di jalan. Pak Muji dan Ir, jangan langsung pulang ya! Ke rumah saya saja dulu. Ir jangan kosong ya nak pikirannya. Zikir terus dan selalu ingat Allah jangan sampai terputus ya” Kata Pak Haji sebelum jamaah pulang masing-masing.

Jin Penunggu Masjid – Semua jamaah sudah meninggalkan masjid lalu Pak Haji, Pak Muji, dan Ir menuju rumah Pak Haji yang tidak terlalu jauh dan masih berada dalam satu gang dengan masjid tempat pengajian berlangsung. Rumah Pak Haji masih terbuka lebar karena istri pak haji memiliki usaha warung kelontong yang tutup hingga larut malam dan masih melayani banyak pembeli. “Assalamu’alaikum.” Sapa Pak Haji, Pak Muji, dan Ir. “Wa’alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh.

***

Mari silahkan masuk.” Jawab Bu Haji dengan ramah. “Bu, tolong ambilkan air putih ya di gelas!” Ujar Pak Haji lembut kepada istrinya. Lalu dengan sigap Bu Haji memberikan segelas air mineral kepada suaminya. Pak Haji membuka air mineral gelas tersebut dan membacakan doa-doa. Air doa tersebut dituangkan sedikit di tangan Pak Haji dan diraupkan pada muka Ir lalu air doa tersebut diminumkan kepada Ir. Ir dengan sigap menghabiskan segelas air mineral yang telah didoakan oleh Pak Haji.

Jin Penunggu Masjid – Setelah Ir tenang dan tidak merasa ketakutan lagi. Pak Haji dan Pak Muji berbincang santai lalu Pak Haji menjelaskan makhluk apa yang mengganggu Ir dan mengacaukan acara pengajian malam minggu itu. “Tadi itu makhluk apa ya Pak Haji?” Tanya Pak Muji penasaran. “Itu adalah jin penunggu masjid pak. Tidak apa-apa kok dia sudah pergi dan tidak mengikuti Ir lagi. Dia tinggal di area luar masjid.

Jin Penunggu Masjid

***

Dia suka sama Ir dan hanya melihat Ir dari kejauhan ketika kita semua pulang, Pak Muji.” Ujar Pak Haji menjelaskan. Pak Haji dan istrinya merasa lega karena jin penunggu masjid tersebut sudah pergi dan tidak mengikuti Ir lagi. Kelegaan yang luar biasa juga dirasakan Pak Muji dan Ir. “Lalu jika jin tersebut suka sama Ir kenapa dia mengganggu Ir bahkan mengganggu semua jamaah yang hadir pada pengajian itu Pak Haji?” Tanya Pak Muji yang masih penasaran.

***

“Dia ingin menunjukan kehebatannya Pak Muji dan dia ingin keberadaannya diakui oleh kita semua.” Jawab Pak Haji dengan singkat. “Pak Muji dan Ir sudah boleh pulang agar Ir bisa segera istirahat dan tidur. Nak, pikirannya jangan kosong ya! Kamu harus zikir terus dan selalu ingat Allah jangan sampai terputus ya!” Pesan Pak Haji kepada Ir. Ir mengiyakan dengan sopan dan mengingat-ingat pesan Pak Haji. Pak Muji dan Ir pamit pulang kepada Pak Haji dan istrinya.

Jin Penunggu Masjid – Masjid tersebut adalah masjid milik sebuah keluarga yang pembangunannya masih percaya pada hal-hal mistik. Hal mistik yang dilakukan saat pembangunan masjid tersebut adalah memotong ayam cemani dan menjadikan darah ayam tersebut sebagai pondasi bangunan masjid. Selain itu, pemilik masjid juga menanam miniatur pocong kecil sebagai pondasi bangunan masjid.

Hal ini sudah jelas tidak dibenarkan dalam islam. Perbuatan ini mengarah pada kesyirikan yaitu perbuatan menyekutukan Allah. Masjid ini pun semakin sepi dan ditinggalkan para jamaah bahkan warga sekitar masjid enggan beribadah di masjid itu. Sebagai umat islam mari kita amalkan ajaran islam yang murni yaitu hanya percaya kepada Allah dan rasul -Nya tanpa embel-embel ilmu kejawen dan tanpa ditunggangi oleh hal-hal mistis yang menjerumuskan kita kepada kesyirikan.

PREDIKSI ANGKA JITU EURO GROUP © 2023 Frontier Theme