sobatgmaing

Sosok Gadis Misterius

Sosok Gadis Misterius – Akupun bilang tentang nyeri yang kurasakan ini pada kedua temanku dan mereka bilang, “Gpp kita jalannya pelan-pelan aja lagian ini kan udah turun”.
Mendengar itu aku sedikit lega, ternyata di tempat seperti ini mereka masih peduli dengan keadaanku.
Kamipun kembali berjalan turun dengan posisi yang sama, Yudi paling depan dan aku paling belakang tapi, perkataan mereka tadi itu hanya sebatas perkataan, Yudi berjalan menuruni gunung dengan cepat dan disusul Dani, sedangkan aku hanya bisa berjalan pelan sambil menahan rasa nyeri di kaki kananku.
Tidak lama kemudian angin datang sangat kencang hingga aku kesulitan melihat jalan karena debu pasir yang berterbangan itu terlalu tebal menutupi pandanganku.

Sosok Gadis Misterius

Sambil sedikit memejamkan mata aku terus berjalan sambil melihat ke bawah dan mengikuti jalan kuinjak, setelah beberapa meter berjalan syukurlah angin kencang itu sudah berhenti dan pandanganku sudah tidak terutup oleh debu dan pasir tapi, ada yang aneh dengan jalan yang kulewati ini, jalannya begitu sepi dan tidak ada jejak sepatu pendaki lain di bawah maupun di atas.
Tanpa ada fikiran lain aku terus berjalan tapi jalan yang kulalui ini semakin curam dan tidak ada tanda-tanda orang yang pernah melewatinya.

***

Sosok Gadis Misterius – Akupun terdiam sejenak, sambil menyalakan sebatang rokok aku duduk dengan tujuan menunggu pendaki lain yang lewat tapi sampai rokok yang kuhisap ini habis tidak ada pendaki satupun yang lewat.
Aku mulai berfikir negatif,
“Apa jangan-jangan aku salah jalan?”.
“Apakah nasibku akan sama seperti nama orang-orang yang tertulis di petilasan?”
Lalu dari atas aku melihat ada 1 orang pendaki wanita yang sedang berjalan turun.

Melihat itu aku sedikit lega, karena setidaknya aku bisa bertemu dengan orang. Setelah orang itu mendekat aku dibuat sedikit kaget karena samar-samar sepertinya aku mengenali pendaki wanita itu.
Ternyata benar.. dia adalah pendaki wanita yang sakit di pos 4 kemarin dengan rambutnya yang berponi dan dicepol, tapi anehnya dia terlihat memakai baju serba putih dan wajahnya sangat pucat tapi tidak menghilangkan cantiknya.

Sosok Gadis Misterius – Aku sedikit ketakutan melihatnya, karena setauku wanita itu sudah kembali turun bersama rombongannnya. Kemudian wanita itu bilang dengan suara yang lembut,
“Mas, dalan sampeya keliru, ndk ngarep kono iku jurang”
(Mas, kamu salah jalan di depan sana adalah jurang)
Spontan aku melihat ke arah bawah tapi tidak melihat apapun karena jarak pandangku kurang lebih hanya 1 meter tertutup debu dan pasir yang berterbangan.

***

Lalu aku menoleh ke arah wanita itu lagi dan dia mengulurkan tangannya sambil bilang, “Ayo mlaku balik menduwur”.
Akupun meraih tangan wanita itu dan berjalan kembali ke atas di tengah-tengah debu dan pasir yang berterbangan, sambil berjalan aku bertanya pada wanita itu,
“Kayaknya aku pernah liat mbaknya deh?”.
Wanita itu tidak menjawab dan hanya menutupi hidungnya dari terpa’an debu dan pasir yang berterbangan.

Sosok Gadis Misterius – Akupun tidak melanjutkan pertanyaanku, tidak lama kemudian wanita itu melepaskan tanganku dan memintaku untuk berjalan di depan, aku pun menurutinya, setelah beberapa langkah debu dan pasir yang berterbangan itu sudah mereda dan aku melihat di atas ada banyak pendaki yang sedang berjalan turun dan salah satu dari mereka bilang padaku,
“Mas, jangan lewat situ bahaya di sana jurang”.
Spontan aku menoleh ke arah belakang dan wanita yang bersamaku tadi sudah tidak ada entah ke mana perginya.

Sosok Gadis Misterius – Lalu aku berjalan sedikit naik untuk menghampiri pendaki yang bilang kepadaku tadi,
“Iya mas tadi anginnya kenceng banget jadi aku gak sengaja lewat jalur ini”
Lalu aku berjalan mengikuti pendaki itu hingga akhirnya aku bertemu dengan kedua temanku yang ternyata mereka sudah menungguku di Cemoro tunggal.
Sesampai disitu mereka bertanya padaku,
“Lama banget bro, kakimu masih sakit?”
“Iya nih, nyeri banget kalau dipakai buat jalan”
Sebenarnya aku ingin bilang pada mereka kalau tadi aku sempat salah jalur tapi kurasa itu tidak penting, yang penting sekarang aku bisa bergabung dengan mereka berdua lagi.
Setelah cukup beristirahat di Cemoro tunggal kami kembali turun ke Kalimati, di perjalanan turun itu aku memikirkan tentang kejadian yang menimpaku barusan dan sesekali aku melihat beberapa petilasan yang tertancap di tanah sambil berfikir,

***

Sosok Gadis Misterius – “Hampir aja nasibku sama seperti nama-nama yang ada di petilasan itu.”
Sesampai di Kalimati aku merebahkan badanku di depan tenda, sebenarnya aku ingin menceritakan tentang kejadian yang kualami barusan pada kedua temanku termasuk sosok wanita yang menolongku itu, tapi rasanya mereka tidak akan percaya karena itu susah untuk masuk akal manusia hingga akhirnya aku memilih untuk diam.
Setelah cukup rebahan kami memasak makanan dan kemudian kembali turun.
Sambil berjalan turun aku menahan rasa nyeri di bagian kaki kananku, hingga aku menyeretnya karena aku tidak mampu kalau harus berjalan seperti biasa, beruntungnya kedua temanku peduli dengan keadaanku jadi sering kali kami berhenti untuk istirahat di sembarang tempat.
Sekitar pukul 4 sore akhirnya kami sampai kembali di Ranu kumbolo, sesampai di situ kami memutuskan untuk menginap semalam lagi, yaa itung-itung untuk istirahat agar besok kembali fit.

Sosok Gadis Misterius – Sore itu suasana Ranu kumbolo sangat memanjakan mata, warna-warni tenda pendaki membuat danau ini semakin memanjakan mata. Keesokan harinya sekitar jam 8 pagi kami kembali turun.
Di perjalanan turun itu aku masih menahan rasa nyeri di bagian kaki kananku, sesampai di pos 4 aku teringat tentang pendaki wanita yang sudah menolongku kemarin,
“Apa benar itu adalah dia? Tapi kenapa bisa dia menolongku dan kenapa dia mengenakan baju serba putih?”.
Iseng-iseng aku bilang pada kedua temanku,
“Bro, cewek kemarin yang sakit di sini gimana ya kabarnya?”.
Mendengar kata-kata tidur cantik aku jadi berfikir,
“Apa jangan-jangan dia?”.
Tapi enggak lah, meskipun aku tidak tau namanya tapi dalam hati aku mendoakannya semoga dia selalu diberi kesehatan oleh yang maha kuasa.

***

Sosok Gadis Misterius – Kamipun lanjut berjalan turun hingga sampai kembali di Ranu Pani sekitar jam 12 siang dan kami beranjak pulang ke Jombang.
Pendakian ini akan selalu terkenang sepanjang hidupku, sebuah perjalanan hidup dan mati.
Mungkin sebagian orang akan mengira bahwa kedua temanku itu egois karena tidak memperdulikan keadaannku waktu itu tapi aku tidak menyalahkannya karena itu adalah Mahameru, orang-orang akan berjuang hidup untuk dirinya sendiri-sendiri, di saat kita kelelahan di saat itu juga mereka mungkin lebih kelelahan dan kalaupun ada yang rela membantu ketika kita kelelahan kita berhutang budi banyak kepadanya.

PREDIKSI ANGKA JITU EURO GROUP © 2023 Frontier Theme